Oleh: Hermansyah Kahir
Penulis buku ‘Potret Ekonomi Indonesia di Era Digital’
Sudah lebih enam bulan pandemi Covid-19 menghantam Indonesia dan negara-negara di belahan dunia. Setiap negara berlomba-lomba untuk keluar dari pandemi mematikan ini. Tentu saja ada yang berhasil menekan angka kematian dan tidak sedikit juga yang keteteran menghadapi virus asal China ini.
Dampak yang ditimbulkan pandemi ini sangat dahsyat sehingga mampu menjangkau seluruh bidang kehidupan. Dalam bidang ekonomi, misalnya, Covid-19 telah merontokkan perekonomian Indonesia khususnya sektor UMKM.
Jika merujuk pada laporan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD)—di mana menyebutkan bahwa pandemi ini berimplikasi terhadap ancaman krisis ekonomi besar yang ditandai dengan terhentinya aktivitas produksi di banyak negara, jatuhnya tingkat konsumsi masyarakat, hilangnya kepercayaan konsumen, jatuhnya bursa saham yang pada akhirnya mengarah kepada ketidakpastian.
Merosotnya perekonomian Indonesia pada kuartal II tahun 2020 sebesar 5,32% merupakan bukti bahwa pandemi Covid-19 memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan ekonomi suatu negara meskipun beberapa kalangan menilai jika ekonomi Indonesia sudah bermasalah jauh sebelum pandemi ini terjadi.
Penyebaran Covid-19 memberikan pukulan luar biasa bagi pelaku usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM). Padahal UMKM merupakan salah satu penopang ekonomi terbesar di Indonesia. Sektor UMKM memiliki peranan yang sangat vital bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kita.
Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini melakukan survei mengenai dampak dari pandemi Covid-19 terhadap rumah tangga dan pelaku usaha. Survei ini melibatkan 34.559 responden dengan jumlah pelaku usaha mikro kecil (UMK) itu 80 persen dan usaha menengah besar (UMB) 20%. Jumlah UMK yang berhenti beroperasi 10,1%. sedangkan, UMB yang berhenti beroperasi 5%.
Jika hasil temuan BPS ini tidak mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dan pihak terkait, maka dapat dipastikan jumlah UMKM yang berguguran akan terus bertambah dan pada gilirannya akan menyebabkan jumlah pengangguran juga meningkat tajam mengingat UMKM merupakan sektor yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Apabila ini yang terjadi, maka UMKM kita akan bernasib malang.
Solusi konkret
Hingga saat ini belum ada negara yang dapat memprediksi secara pasti kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Dengan begitu, kita dituntut untuk selalu waspada terhadap segala kemungkinan dampak terburuk dari Covid-19 ini. Dalam konteks ekonomi, ada beberapa solusi yang dapat dilakukan agar UMKM tetap bertahan di tengah ketidakpastian.
Pertama, optimalisasi peran pemerintah. Banyaknya UMKM yang gulung tikar perlu disakapi oleh pemerintah—baik pemerintah pusat maupun daerah. Intervensi pemerintah berupa pemberian bantuan kepada UMKM harus dilakukan secara tepat dan cepat. Kita berharap semoga Kementerian Koperasi dan UKM segera menjangkau seluruh UMKM di Indonesia melalui bantuan presiden (banpres) produktif dengan total bantuan sebesar Rp 13,4 triliun.
Intervensi lain, pemerintah dapat membantu pelaku UMKM mencarikan pasar baru dan memasarkannya secara online. Langkah ini sangat membantu UMKM yang selama ini belum menyentuh pasar daring.
Kedua, inovatif dan kreatif. Selain fokus pada kebutuhan konsumen, di tengah wabah Corona ini, UMKM dituntut untuk terus berinovasi dan berkreasi sehingga produk yang dihasilkan tetap diminati pasar. Cara ini perlu menyentuh level produk dan pelayanan (service) sehingga hasilnya maskimal.
Ketiga, bergabung dengan gerakan OK OCE. Sejak kemunculannya pada 2017 lalu, OK OCE sudah banyak membantu pengusaha yang bergerak di sektor UMKM. Karena itu, bagi pelaku UMKM yang saat ini mengalami kesulitan mengembangkan dan memajukan usahanya akibat pandemi dapat bekerja sama dengan OK OCE.
Melalui gerakan OK OCE para pelaku UMKM akan mendapatkan pelatihan, pendampingan, permodalan hingga pemasaran baik offline maupun online. Gerakan ini sangat membantu kita terutama bagi pelaku usaha yang kesulitan memasarkan dan menjual produknya akibat Covid-19.
Akhirnya, kita harus tetap meningkatkan kehati-hatian menghadapi pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Dalam konteks ekonomi, beberapa tawaran penulis dapat dilakukan sehingga sektor UMKM tidak benar-benar bernasib malang.