Menghadapi krisis ekonomi karena Covid-19 ini adalah keniscayaan bagi kita semua. Semua sektor usaha dari usaha mikro hingga besar merasakan dampaknya yang luar biasa.
Semua harus memikir ulang rencana usaha yang sudah disusun untuk tahun 2020. Krisis ini kita mulai hadapi Maret 2020, sudah 6 bulan kita lalui bersama dan berjuang minimal untuk bisa bertahan. Dan belum kita bisa mengetahui hingga kapan krisis ini berakhir.
Sudah banyak yang merasakan dampaknya bagi kita yang mempunyai usaha, sebagian besar ada yang usahanya tutup dan sebagian merasakan penurunan omset. Sebagian lagi terus berjuang dengan melakukan perubahan besar-besaran.
Mencari ide baru dan menjalankannya sendiri, tanpa dibantu seorang karyawan karena harus melepas karyawan disaat tidak ada pemasukan lagi. Belajar menggunakan teknologi yang untuk sebagian dari mereka adalah hal yang baru. Menjalankan usaha dengan menerapkan kebiasaan baru serta mengikuti protokol kesehatan Covid-19. Itulah sebagian besar yang sedang terjadi di usaha-usaha mikro.
Memulai Usaha Kembali dari nol
Para pelaku usaha mikro ini harus memulai dari nol bahkan minus dan mereka harus menjalankan usahanya dari diri mereka tanpa ada rasa gengsi agar mereka bisa bertahan.
Ada keluarga yang harus mereka tanggung. Tidak bisa harus terus menerus menunggu untuk menerima bantuan dari pemerintah, walau memang ada anggarannya.
Pelaku usaha mikro yang berjumlah 63.3 juta pelaku di Indonesia ini atau 98.7% dari total pelaku usaha dan menyerap lapangan kerja hingga 89.04% serta memberikan kontribusi kepada pendapatan domestik bruto (PDB) hingga 37,59 %.
Data Pelaku Usaha Mikro di Indonesia
Pelaku usaha mikro dengan data diatas adalah jelas mereka adalah tulang punggung ekonomi bangsa. Itu hanya dari dari pelaku mikro, saya tidak menambahkan dengan pelaku diatasnya yaitu usaha kecil yang beromset mulai dari 300 juta hingga 2.5 milyar rupiah.
Bandingkan dengan bantuan Pemulihan Ekonomi Nasional yang dianggarkan untuk UMKM hanya bisa menyentuh kepada 9.1 juta pelaku . UMKM. Dan baru akan diusulkan oleh Kementerian Koperasi dan UMKM pada tanggal 9 September lalu agar bantuan dapat menyentuh jumlah hingga 15 juta pelaku UMKM. Sehingga juga masih jauh dari total pelaku usaha yang mencapai 64 juta lebih dari sektor UMKM.
Tentu tidak semua pelaku usaha mikro bergantung dengan bantuan pemerintah. Saya melihat para pelaku usaha dampingan OK OCE dan teman-teman saya terus berjuang secara mandiri walaupun mereka harus memulainya kembali seperti kala mereka membangun usaha diawal semua dilakukan sendiri dengan ide yang bisa dijalankan dengan modal terbatas.
Itulah yang terjadi dengan para pelaku usaha mikro kita, mereka tetap optimis, berpikiran positif dan semangat untuk menghidupkan usahanya dan memberikan kehidupan bagi keluarganya.
Pelaku Usaha Mikro, Pencipta Lapangan Kerja
Para pelaku usaha mikro inilah para pencipta lapangan kerja sebanyak 107 juta lebih lapangan kerja pada bangsa, data tahun 2018. Menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri, sehingga mempunyai penghasilkan dan memberikan kesejahteraan kepada keluarganya. Inilah juga perjuangan OK OCE yang merupakan gerakan sosial penciptaan lapangan kerja berbasis wirausaha.
Kita lihat di sekeliling kita, adakah mereka? Mereka tidak akan meminta-minta kepada kita. Lihat perjuangan mereka. Sudah selayaknya kita suppport mereka dengan membeli produk-produknya, membantu memasarkannya dan bisa juga dengan membantu sebagai resellernya. (IR)