Jakarta, Majalah OK OCE — Penyebaran wabah virus corona (COVID-19) semakin meluas ke banyak negara. Terbaru, pada Senin (2/3/2020), Indonesia melaporkan dua kasus positif pertamanya dari wabah asal wuhan.
Kedua pasien yang terjangkit adalah seorang ibu dan anak. Masing-masing berusia 64 tahun dan 31 tahun dirawat di RS Sulianti Saroso. Angka ini pun menambah jumlah kasus global, dimana ada 89.073 orang tercatat terinfeksi corona. Akibat hal ini, semakin banyak orang yang terlihat memakai masker demi menghindari tertular virus mirip SARS ini.
Namun ternyata, menurut Eli Perencevich, MD, spesialis pencegahan infeksi dan profesor kedokteran dan epidemiologi di Fakultas Kedokteran Universitas lowa, Amerika Serikat (AS), memakai masker untuk mencegah tertular wabah COVID-19 bukanlah cara yang tepat untuk dilakukan.
Perencevich bahkan mengatakan aman-aman saja bagi seseorang untuk tidak mengenakan masker jenis apapun meski ada yang terjangkit virus corona di dekatnya. Ini dikarenakan virus corona ditularkan melalui cairan tubuh, bukan melalui udara.
“Rata-rata orang yang sehat tidak perlu memakai masker dan mereka seharusnya tidak mengenakan masker,” kata Perenvich
“Tidak ada bukti bahwa memakai masker pada orang sehat akan melindungi mereka. Mereka memakainya secara salah, dan mereka dapat meningkatkan risiko infeksi karena mereka lebih sering menyentuh wajah mereka.”
Lebih lanjut, Perencevich menyarankan agar sebaiknya orang sakitlah yang memakai masker. Itu dikarenakan masker bagi orang sakit bisa berfungsi sebagai pecegah agar cairan dari tubuh mereka, seperti dari bersin, tidak menyebar ke oranglain.
“Satu-satunya saat anda perlu menggunakan masker adalah jika anda sakit dan harus meninggalkan rumah,” kata Perencevich.
“Jika anda terserang flu atau mengira anda menderita COVID, saat itulah anda mengenakan topeng untuk melindungi orang lain. Dirumah anda, jika merasa sering sakit, anda harus mengenakan masker untuk melindungi anggota keluarga anda.”
Masker juga harus dikenakan apabila seseorang sedang merawat orang lain yang terjangkit COVID, katanya. Ia juga menghimbau agar masker bekas pakai tersebut dibuang ke tempat yang layak.
Tidak menggunakan atau menggunakan masker respirator dengan benar dapat meningkatkan risiko infeksi, kata Perencevich. Ini dikarenakan cairan dan kuman yang menempel di masker bekas pakai bisa saja mengenai orang lain.
Selain itu, memakai masker juga kadang tidak nyaman. Sehingga membuat beberapa orang menjadi lebih sering menyentuh wajah mereka tanpa sadar.
Sebagai alternatif daripada menggunakan masker, Perencevich menyarankan masyarakat perlu untuk menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun dan air secara teratur.
Selain itu, cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan sebisa mungkin tidak menyentuh wajah, terutama area mulut dan hidung. Selain itu, selalu sediakan caira pembersih tangan untuk berjaga-jaga jika tidak bisa menemukan sabun dan air disekitar anda.